Arsip Blog

Rabu, 08 Maret 2023

CGP 7 Berbagi Aksi Nyata 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional

 

Berbagi Pemahaman tentang Implementasi Pembelajaran Sosial Emosional 

                            oleh : Rubiana Dewi, S.Pd.I


Assalamu’alaikum wr.wb.Salam dan Bahagia. Perkenalkan Nama saya Rubiana Dewi, S.Pd,I. Saya adalah calon guru penggerak angkatan 7. Izinkan saya menyampaikan implementasi saya tentang Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE). 


Sebelumnya saya mau bertanya kepada Bapak / Ibu. 

  1. Apakah Bapak/ Ibu Pernah meminta murid untuk berkonsentrasi dengan metode tertentu untuk menarik perhatian mereka, agar mereka fokus untuk belajar? 

  2. Apakah Bapak/ Ibu pernah saat diskusi kelompok meminta murid untuk menghargai pendapat orang lain, menghargai perbedaan dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambil? 

  3. Apakah Bapak/ Ibu pernah saat menayangkan gambar, atau tayangan video maupun teks di buku meminta murid untuk mengungkapkan pendapatnya dan jangan takut untuk berbicara? 

  4.  Apakah Bapak/ Ibu pernah mengevaluasi piket kebersihan di kelas apakah semua yang piket mengerjakan tugasnya? 


Bapak/ Ibu semua, dari berbagai pertanyaan yang saya sampaikan di atas. Saya yakin Bapak/ Ibu telah melaksanakannya. Bapak/ Ibu sebenarnya itulah yang dinamakan Kompetensi sosial dan emosional. Kompetensi inilah yang menurut saya pribadi sangat berguna untuk bekal anak dalam menghadapi dunia kerja dan turun ke masyarakat kelak. Baiklah saya akan memaparkan materi  tentang Kompetensi Sosial emosional sebagai berikut.

Pembelajaran Sosial dan emosional (PSE)penting untuk dilakukan yaitu untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif. Peningkatan berupa  sikap positif dan toleransi murid terhadap dirinya, orang lain dan lingkungan sekolah. PSE di kelas terbukti dapat menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik. PSE memberikan pondasi yang kuat bagi murid untuk dapat sukses dalam berbagai area kehidupan mereka di luar akademik, termasuk kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.Well-being adalah kondisi nyaman, sehat, dan bahagia. 


Noble and McGrath (2016) menyebutkan bahwa well-being murid  yang optimal adalah keadaan emosional yang berkelanjutan (relatif stabil) yang ditandai dengan: sikap dan suasana hati yang secara umum positif, relasi yang positif dengan sesama murid dan guru, resiliensi, optimalisasi diri, dan tingkat kepuasan diri yang tinggi berkaitan dengan pengalaman belajar mereka di sekolah.

Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat: 

  1. Memahami, menghayati, dan  mengelola emosi  (kesadaran diri)

  2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif  (pengelolaan diri)

  3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)

  4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi)

  5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab


Berikut 5 nilai KSE 








Berikut contoh Penggunaan teknik STOP


https://youtu.be/eCMqo5iUbIE


KSE dapat diimplementasikan dengan 3 cara : 

  1. Pengajaran eksplisit. Dengan RPP tersendiri

  2. Integrasi Praktik mengajar guru dan Kurikulum akademik

  3. Penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah .

  4. Penguatan KSE pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah. Melalui : menjadi teladan, belajar, dan berkolaborasi.

Berikut Contoh PSE di sekolah 

https://docs.google.com/document/d/1dfE6G0HALCdlhEowLEV3Qrmj0JzLnB2yYfF6BF1B4PQ/edit?usp=drivesdk 


Berikut contoh RPP implementasi PSE dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk kelas 6 materi infaq dan sedekah. 


https://docs.google.com/document/d/1r8L3YngZQrrfq26WeBtjITTU-M3eE5mpjTuK37nTNY4/edit?usp=sharing 


Berikut Implementasi pembelajaran KSE untuk kompetensi Kesadaran diri dengan teknik STOP yang saya laksanakan Hari Selasa tanggal 28 Februari 2023. 

https://youtu.be/3hvjogAxM38


Berikut Foto saat implementasi “Wawancara berpasangan” dalam rangka membentuk kompetensi kesadaran sosial dengan melatih empati anak terhadap temannya. Dalam kegiatan tersebut anak dipasangkan dengan temannya. secara bergantian anak bercerita tentang perasaan dan pengalamannya. Temannya mendengarkan. Kemudian bergantian teman satunya lagi bercerita dan yang lain mendengarkan. 



 



Selain Murid kita selaku Guru dan PTK di sekolah juga diharapkan mempunyai kompetensi sosial dan emosional tersebut . Bisa dilakukan dengan 3 cara : 

  1. Menjadi Teladan 

  2. Belajar 

  3. Berkolaborasi 

Berikut contoh Penerapannya di Sekolah 




Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf atas segala kekhilafan. 

Wassalamu ‘alaikum wr. wb. Saya tunggu umpan baliknya ya Bapak/ Ibu di link google form berikut. : https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSegVkTYjdT08zyJRz4ju1VKSL3Kkg7Ye3NZyo6jWpjK1qrqKA/viewform?usp=sf_link 

Terima Kasih. 

Tapin, 1 Maret 2023




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jurnal Refleksi Dwimngguan Penutupan Pendidikan Guru Penggerak

  Kartu Ucapan selamat dari SDN Antasari Kamis, 03 Agustus 2023 Assalamu'alaikum wr.wb. Salam dan Bahagia Tergerak, bergerak menggerakka...