Arsip Blog

Rabu, 24 Mei 2023

Demonstrasi Kontekstual 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

                                                     

                                           Demonstrasi Kontekstual 

3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

Oleh Rubiana Dewi, S.Pd.I


Dasar filosofi KHD : 

Menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Menuntun murid agar mengembangkan kemampuan berpikir kritis melalui pembiasaan-pembiasaan baik. 


Poin/Komponen Profil Pelajar Pancasila yang Dikembangkan : 

Mandiri dan berpikir kritis.


Karakteristik Lingkungan Pendukung tumbuhnya kepemimpinan murid yang akan dikembangkan : 

Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya. 


Prakarsa Perubahan : 

Meningkatkan kemampuan berpikir kritis anak melalui Program Kamis Literasi Belajar Sepanjang Hayat ( KAMIL BERJAYA)


Tahapan 


B - Buat Pertanyaan  Utama ( Define)

  • Pertanyaan utama dibuat untuk menentukan arah penyelidikan kekuatan/aset/potensi/peluang; mendefinisikan tujuan, memprovokasi atau menginisiasi perubahan (prakarsa). Biasanya hanya 1 atau 2 saja. Secara redaksional menyertakan dengan prakarsa perubahan yang telah ditulis.

  • Tindakan yang diharapkan pada tahap ini dapat dilakukan untuk menggalang atau membangun tim perubahan, mendapatkan dukungan, serta konfirmasi tingkat prioritas (urgensi) dari prakarsa perubahan yang dibuat


Pertanyaan : 

  • Mana kebijakan sekolah yang  mendukung peningkatan minat literasi? 

  • Bagaimana cara kita meningkatkan literasi peserta didik sekaligus membudayakan belajar sepanjang hayat bagi peserta didik? 


Tindakan yang diperlukan untuk menjawab jawaban : 

  • Observasi kegiatan literasi yang dilakukan kelas 4, 5, dan 6 

  • Memberikan pertanyaan- pertanyan terbuka untuk menggali minat literasi murid 

  • Diskusi bersama kepala sekolah, perwakilan komite, tenaga perpustakaan dan dewan guru terkait bagaimana meningkatkan literasi peserta didik.

  • Dialog dengan rekan kerja terkait program literasi yang menarik.


Rencana untuk Melibatkan suara/ pilihan/kepemilikan murid : 

  • Melakukan diskusi dengan kelas 4, 5, dan 6 tentang program literasi yang sudah berjalan selama ini.

  • Melakukan diskusi tentang hal apa saja yang dapat menarik minat mereka tentang literasi selama ini? 

  • Melakukan sesi dialog dengan murid  tentang pendapat mereka tentang kegiatan literasi di perpustakaan saat ini?


Aset/ Kekuatan yang Dapat Diberdayakan pada tahap ini : 

  • Kepala sekolah 

  • Dewan guru 

  • Tenaga Perpustakaan

  • Murid

  • Komite


Waktu :  

3 hari 


Penanggung jawab tahap ini : 

CGP Sendiri 


A - Ambil Pelajaran (Discover) 

  • Pertanyaan di tahap ini adalah pertanyaan-pertanyaan lanjutan untuk menemukenali kekuatan/ aset/potensi/peluang lewat kegiatan penyelidikan; mengidentifikasi/mengapresiasi yang terbaik dari apa yang telah ada, menemukan "inti positif". Tiap pertanyaan dibuat dengan hati-hati dan bernada positif.

  • Tindakan yang diharapkan pada tahap ini adalah apa saja yang dapat dilakukan untuk menggali fakta, memperoleh data, apakah lewat diskusi kelompok kecil/besar, survei/kuesioner, bagaimana melibatkan beragam dan berbagai pihak (multi unsur).


Pertanyaan : 

  • Program literasi sudah dijalankan selama ini di Perpustakaan sekolah. yaitu saat kunjungan murid ke Perpustakaan. Apakah kita perlu sebuah program literasi agar murid menjadi pembelajar sepanjang hayat ? 

  • Kegiatan apa yang dapat menarik minat literasi murid selama ini ?

  • Apakah dengan program literasi yang dilakukan serempak akan membuat murid bersemangat? 

  • Adakah  hari yang kosong untuk bisa dijadikan sebagai kegiatan program literasi?

  • Apakah kita bisa menggunakan buku-buku yang ada di perpustakaan sebagai  bahan bacaan untuk literasi murid? 


Tindakan yang diperlukan untuk menjawab jawaban : 

Menyebarkan angket terkait beberapa pertanyaan yang mengarah kepada program literasi yang diinginkan. 


Rencana untuk Melibatkan suara/ pilihan/kepemilikan murid : 

Memberikan angket untuk dijawab murid secara tertulis maupun lisan yang dilakukan wali kelas 


Aset/ Kekuatan yang Dapat Diberdayakan pada tahap ini : 

Kepala sekolah 

Perwakilan KOmite

Dewan guru 

Tenaga Perpustakaan

Murid


Waktu :  

3 hari 


Penanggung jawab tahap ini : 

CGP Sendiri 


Minggu, 21 Mei 2023

Mulai dari Diri 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

 

          

Mulai dari Diri 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid 

Ingatlah kembali dan melakukan refleksi terhadap pengalaman Ibu/Bapak yang paling berkesan saat terlibat dalam berbagai program/kegiatan sekolah semasa menjadi murid. Refleksi dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

  1. Apa kegiatan/programnya?
  2. Siapa yang memprakarsai atau menggagas program tersebut?
  3. Berperan sebagai apa Ibu/Bapak saat itu?
  4. Bagaimana perasaan Ibu/Bapak saat itu?
  5. Mengapa pengalaman tersebut berkesan untuk Ibu/Bapak?
  6. Apa pembelajaran yang Ibu/Bapak ambil dari kegiatan/ program tersebut?
  7. Bagaimana pengalaman tersebut berdampak pada Ibu/Bapak sekarang? Apakah berdampak positif atau negatif?

Jawab : 

1. Kegiatan menghapal wirid shalat. 2. Pa Ismail 3. tidak ada peran karena semua mendapat giliran 4. Saat itu ada perasaan takut kalau tidak hapal 5. Sangat berkesan karena berkat beliau bisa menghapal wirid shalat 6. pembelajarannya adalah kami selaku murid saat itu dituntun untuk mempunyai keterampilan yang dapat kami bawa ke masyarakat 7. Dampaknya sangat positif untuk kehidupan sehari-hari.

Kamis, 18 Mei 2023

Jurnal Refleksi Dwimingguan 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

    Jurnal Refleksi Dwimingguan 3.3 Pengelolaan Program yang      Berdampak Positif pada Murid

         Yang saya pahami tentang konsep kepemimpinan murid (student agency) adalah  ketika murid mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya.                 Yang dapat saya lakukan untuk menodrong dan mempromosikan suara, pilihan, dan kepemilikanikan  murid di kelas saya adalah dengan memberikan murid kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya muai dari kegiatan pendahuluan seperti memimpin doa belajar. Menanyakan kelompok seperti apa yang mereka inginkan. Tugas dalam bentuk apa yang ingin mereka kumpulkan.  
        Hal konkret  yang saya lakukan, sesuai dengan konteks keadaan nyata yang dihadapi untuk mewujudkan 7 karakteristik lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid di sekolah adalah : 

    1. Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif. Misalnya dengan adanya kegiatan jum'at taqwa, selasa dhuha dan shalat dzuhur berjamaah. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut dapat dijadikan sarana penanaman nilai-nilai religius dan pola pikir dan emosi positif. 
    2. . Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana, di mana murid akan menjunjung tinggi nilai-nilai sosial positif yang berbasis pada nilai-nilai kebajikan yang dibangun oleh sekolah. MIsalnya saja kegiatan bersalaman antara murid dan guru sehabis upacara bendera Hari Senin  dan selesai shalat dhuha akan membangun interaksi yang positif.
    3. Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya. Misalnya shalat dzuhur berjamaah akan meningkatkan kemampuan bacaan shalat murid. 
    4. Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.  Misalnya saja dalam jumat taqwa ada penampilan pembaca doa secara bergantian setiap minggunya dari setiap kelas yang dipilih oleh murid di kelas tersebut juga. hal ini akan membangun kepercayaan diri peserta didik. 
    5. Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan. Misalnya dalam kegiatan P 5, murid akan diberi kesempatan untuk belajar memberikan ide, menggali mimpi , berkolaborasi dan enindak lanjutiu projek mereka. menghadapi berbagai hambatan dan kegagalan. hal ini membuat mereka menjadi murid yang kreatid dan bernalar kritis.
    6. Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri.  Dengan pembeljaran berdifrensiasi yang dilakukan guru akan meningktkan keterlibatan murid dalam pembelajaran. 
    7. Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan. kegagalan kami di P 5 tema Cabe rawit gagal dikarenakan cuaca dan kurangnya penyiraman. Banyak hal yang bisa direfleksiakan murid dari hal ini. kami tidak menyerah dan kembali bangkit dengan menggali solusi dari mereka dalam menghadapi panen hasil belajar. Dengan ide kreatif dari mereka melanjutkan proyek dengan membuat makanan  berbahan dasar cabe. Dimana hasilnya akan di pamerkan di kegiatan panen hasil belajar. 
                                                                                                                        Tapin, 18 Mei 2023

Selasa, 09 Mei 2023

Koneksi antar Materi 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

 

Koneksi antar Materi 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

  • Yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ adalah bahwa seorang pemimpin baik sebagai pemimpin pembelajaran maupun sebagai  kepala sekolah harus bisa mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan tersebut akan maksimal jika dilandasi dengan pola pikir berbasis aset.  Sehingga perubahan yang dilakukan akan digali dari potensi yang tersedia. Bukan mencari kesalahan atau kekurangan yang ada. Saya  mengimplementasikan nya  di dalam kelas. sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Di lingkungan masyarakat, ketika kegiatan Posyandu di komplek kami akan dilakukan. Kami belum punya tempat khusus untuk menjadi tempat Posyandu. Akan tetapi kami punya aset dimana ada  pekarangan rumah kader yang luas dan pakai atap. Ini kami jadikan tempat untuk kegiatan Posyandu. Saat di sekolah ketika ingin membuat rumah hijau sedangkan dana tidak mencukupi, sementara di belakang sekolah ada tanaman bambu. Maka dibuatlah rumah hijau tersebut dengan bahan bambu. Saat di kelas kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Tema yang diambil berkebun cabe rawit. Di saat mau menanam polibagnya tidak cukup, maka menggunakan  botol-botol bekas. 

  • Sumber daya yang dimiliki oleh sekolah haruslah dikelola dengan baik. Proses pengelolaan itu sendiri lebih penting dibandingkan ketersediaan aset yang cukup. Pengelolaan yang baik, dalam prosesnya tentu dilakukan dengan memandang bahwa sumber daya yang tersedia adalah sesuatu yang berharga. Harus dioptimalkan untuk mewujudkan visi sekolah yang diinginkan bersama. Dalam pengelolaan tersebut tentu diperlukan kerja sama semua pihak yang terlibat. Bagaimana keputusan, rencana yang diambil sekolah berdasarkan kebutuhan murid. Sehingga jika pengelolaannya sudah berdasarkan kebutuhan dan dilakukan dengan kolaborasi. Maka sudah barang tentu proses pembelajaran akan maksimal dan sesuai kebutuhan. Contohnya, Sekolah saya mempunyai aset manusia. Di mana ada guru salah satunya. Diantara  guru-guru tersebut mempunyai pengalaman pernah menjuarai sebuah perlombaan. Ini adalah aset yang saya gunakan dalam program pengembangan sekolah. Yaitu meningkatkan kepercayaan diri murid dalam kegiatan "Jum'at Taqwa". dimana guru tersebut bisa berbagi pengetahuan dan pengalamannya terkait menghadapi sebuah perlombaan. Juga bagaimana meningkatkan dan membangun rasa percaya diri. 

  • Materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya ini juga berhubungan dengan modul lainnya di  Pendidikan Guru Penggerak. Dalam mengoptimalkan aset yang dimiliki haruslah berdasarkan kepada kebutuhan murid. Dimana semua tujuan pengelolaan adalah membuat murid bahagia baik sebagai  dirinya pribadi maupun sebagai  anggota masyarakat.  Mengelola aset dengan baik merupakan sebagai langkah kita mewujudkan visi dan misi sekolah. mengelola aset adalah salah satu peran kita sebagai pemimpin pembelajaran. Di mana dalam peran tersebut kita harus menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well being dalam  ekosistem pendidikan di sekolah. Dalam ekosistem tersebut kita harus membiasakan budaya positif. Melakukan pendekatan coaching untuk memaksimalkan potensi yang ada. Dengan menyadari bahwa setiap murid mempunyai karakteristik dan kebutuhan yang berbeda. Sehingga memerlukan pendekatan pembelajaran yang dapat mengakomodir hal tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun  kompetensi sosial dan emosional  di lingkungan sekolah. Peran supervisi akademik  berbasis coaching akan mampu mengoptimalkan aset-aset yang tersedia. Dan didalam setiap keputusan yang diambil untuk pengelolaan sumber daya dilakukan dengan  cara pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. 
     
  • Sebelum mempelajari modul ini, terus terang biasanya saya berpikir berbasis masalah. Terkadang dalam menentukan perubahan atau pun ketika ingin melakukan suatu rencana. Biasanya selalu terhalang dengan pemikiran bahwa sekolah tidak mempunyai aset yang lengkap untuk mendukung apa yang saya ingin bangun. Selalu berpikir bahwa begitu banyak faktor penghambat dan masalah yang akan  dihadapi. Sehingga menjadikan rencana sebuah perubahan terkadang gagal dilakukan. Setelah mempelajari modul ini saya menjadi tercerahkan. Bahwa dalam melakukan perubahan untuk sebuah kemajuan. Haruslah diawali memetakan aset yang ada. Bukan yang tidak ada. Video dalam modul ini membuat saya mengerti bahwa untuk mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan tidak harus mencat ulang ruangan yang memerlukan biasa besar. Tapi bisa dilakukan dengan aset yang tersedia.  
     Tapin, 10 Mei 2023 

Minggu, 07 Mei 2023

Jurnal Refleksi Dwimingguan 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya.



Refleksi saya kali ini menggunakan Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future) 4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P. 

Peristiwa 

Hal-hal yang saya alami dalam modul 3.2 Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya adalah bahwa ternyata di dalam sekolah ada 7 modal atau aset yang  dimiliki. Dimana dari 7 aset tersebut masing-masing sekolah mempunyai karakteristik tersendiri. Dalam  mengembangkan sekolah ternyata kita perlu berpikir  aset. Yaitu berpikir memaksimalkan aset yang ada. Bukan memikirkan hal-hal yang  belum ada atau yang ingin  dimiliki sekolah.  

Hal yang saya temui juga adalah bahwa saat sesi ruang kolaborasi yang kedua. Saya berusaha memaksimalkan usaha saya untuk mengembangkan kemampuan public speaking. Dengan memberanikan diri mengajukan pertanyaan.  Dan melaksanakan tugas saya dengan sebaik- baiknya selaku notulen. Tidak lupa juga membantu  dengan melakukan sharescreen hasil diskusi kami. Kerja sama yang sangat luar biasa. 


Perasaan 

Perasaan saya dalam mempelajari modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaaan Sumber Daya  ini sangat senang.  Karena menambah pengetahuan dan merubah pola pikir saya. Dimana jika sebelumnya saya berpikir berbasis kelemahan. Di modul ini diajarkan untuk berpikir berbasis aset atau kekuatan.  

Bersama dengan teman - teman di BOR 1 dalam sesi rukol. Saya merasa sangat bangga. Bisa bersama Bapak dan Ibu guru hebat. Dari mereka saya banyak belajar. Apalagi dalam sesi presentasi hasil diskusi masing- masing kelompok. Perasaan saya sangat senang karena tiap-tiap kelompok mempunyai  pemikiran khasnya sendiri. Yang saling mendukung, menguatkan dan melengkapi pengetahuan yang telah ada. 


Pembelajaran.

Dalam modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya ini saya mendapatkan banyak pembelajaran. Menguatkan kembali tentang cara berpikir aset dan BAGJA.  Sebagus apapun sebuah sekolah dan dengan aset yang  melimpah. Akan tetapi tanpa disertai pengelolaan yang baik. Maka potensi tersebut takkan memberikan hasil yang maksimal.  Tidak semua guru akan mendapatkan sekolah impian. Tapi semua guru pasti dapat mewujudkan  impian  melalui potensi yang ada dengan cara berpikir berbasis aset.  Jangan tunggu  fasilitas lengkap baru bergerak. Tapi bergeraklah dengan kekuatan yang tersedia. Karena satu langkah kecil kita menuju perubahan  akan sangat berarti. 

Penerapan

Setelah  sesi ruang kolaborasi selesai saya  akan melaksanakan  tugas berikutnya. Semoga melalui penugasan-penugasan tersebut. Dapat menambah pengetahuan saya tentang pengelolaan . Dalam aksi nyata semoga bersama warga sekolah dapat mengenali aset- aset yang ada di sekolah.  Dan mampu memaksimalkan aset dan potensi yang dimiliki sekolah. 

Tapin, 6 Mei 2023 


Jurnal Refleksi Dwimngguan Penutupan Pendidikan Guru Penggerak

  Kartu Ucapan selamat dari SDN Antasari Kamis, 03 Agustus 2023 Assalamu'alaikum wr.wb. Salam dan Bahagia Tergerak, bergerak menggerakka...