Arsip Blog

Selasa, 29 November 2022

 


1.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.3

Setelah mempelajari materi, mulai dari modul 1.1 Refleksi filosofis pendidikan nasional-KHD, modul 1.2 Nilai-nilai dan peran guru penggerak, hingga modul 1.3 Visi Guru Penggerak. saya  memahami , tujuan yang ingin kita capai, kegiatan yang dilakukan, rencana yang dikembangkan, semuanya harus berorientasi/berpusat dan  memihak pada murid. Memberikan pembelajaran yang memerdekakan, menyenangkan murid. Murid dituntun sesuai kodrat alam dan zaman yang dimilikinya dengan demikian besar harapan  terciptanya Profil pelajar pancasila yang di dalamnya mengandung dimensi; beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis.

Penggunaan pendekatan inkuiri apresiatif, menemukan hal apa saja yang menjadi potensi di lingkungan sekolah. aset-aset yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk kepentingan murid, sehingga potensi-potensi yang ada pada murid maupun sekolah dapat mendukung untuk mewujudkan visi/harapan kedepan. Letak sekolah yang strategis,  dengan kodrat alamnya  adalah persawahan. Menjadi sekolah adiwiyata. Mendapatkan bantuan chromebook sebanyak 15 buah dari pemerintah dengan akses internet di sekolah. Banyak harapan yang saya inginkan dari Murid dan sekolah. Saya mengharapkan murid-murid yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Peduli dan suka menolong. Bermasyarakat berjiwa gotong royong. Berdaya juang tinggi menghadapi kehidupan dengan  bersikap mandiri dan percaya diri. Dengan selalu berpikir kreatif dan  melakukan inovasi. Cinta kebersihan dan lingkungan, menghargai segala perbedaan dan hidup rukun di masyarakat. menguasai teknologi, yang cinta tanah air dan bangsa. Sesuai dengan kodrat zamannya dengan tetap berpijak pada akar budaya bangsa yaitu Pancasila.

untuk sekolah, harapan saya, tercipta lingkungan sekolah yang religius, berakhlak mulia, berdaya juang tinggi. Bersemangat membawa perubahan dengan tetap berpijak pada akar budaya bangsa serta sekolah bersih, aman dan sehat dan berwawasan lingkungan. diisi oleh guru-guru yang berintegritas memiliki nilai dan peran guru, sehingga semuanya sama-sama bersinergi untuk mewujudkan keinginan atau harapan tersebut.

Harapan-harapan tersebut tentunya perlu dirumuskan dalam sebuah visi. harapan yang mulia ini supaya terwujud diperlukan langkah-langkah atau misi. Melakukan pembiasaan-pembiasaan yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Seperti Selasa dhuha, Jum’at Taqwa dan salat zuhur berjamaah. Melakukan pembiasaan memimpin doa secara bergantian, tampil di depan saat jumat taqwa menampilkan bacaan surah.  untuk melatih kepercayaan diri dan kemandirian murid. Program sabtu sehat untuk menciptakan murid yang berwawasan lingkungan. Dari uraian-uraian di atas dan berdasar penggunaan inquiri apresiatif dapat dirumuskan sebuah visi yang akan menjadi penyemangat.

Visi yang saya buat adalah : 


Mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, mandiri, berdaya juang,  inovatif dan berwawasan lingkungan. 




Sabtu, 26 November 2022

KOMUNITAS PRAKTISI




                                            

                                                           

                                                     Sumber : Kompas.com

Apa Pentingnya Komunitas Praktisi?

  • Mengedukasi anggota dengan mengumpulkan dan berbagi informasi yang berkaitan dengan masalah dan pertanyaan tentang praktik pengajaran dan pembelajaran
  • Memberi dukungan pada anggota melalui interaksi dan kolaborasi sesama anggota
  • Mendampingi anggota untuk memulai dan mempertahankan pembelajaran mereka
  • Mendorong anggota untuk menyebarkan capaian anggota melalui diskusi dan berbagi
  • Mengintegrasikan pembelajaran yang didapatkan dengan pekerjaan sehari-hari 

Apa itu Komunitas praktisi? 

Komunitas Praktisi adalah “Sekelompok individu yang memiliki semangat dan kegelisahan yang sama tentang praktik yang mereka lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih baik dengan berinteraksi secara rutin” (Wenger, 2012). 

Peranan Guru Penggerak di Komunitas Praktisi?

  • Menganalisis kebutuhan belajar anggota 
  • Memfasilitasi rencana kegiatan belajar berdasarkan hasil analisis kebutuhan
  • Mencari narasumber yang relevan terkait kebutuhan belajar 
  • Menyelenggarakan kegiatan belajar di komunitas
  • Mendokumentasikan dan mempublikasikan hasil kegiatan 
  • Mendampingi rekan sejawat dalam  mempraktikkan hasil belajar di komunitas
  • Evaluasi dan Refleksi pembelajaran dan penerapan kegiatan 

  • Bagaimana Tahapannya ? 
    • Tahap Merintis
    • Tahap Menumbuhkan
    • Tahap Merawat Berkelanjutan

  • Selasa, 22 November 2022

    Mulai dari Diri 1.3 Visi Guru Penggerak

     

    Refleksi 1 



    “Imajiku tentang murid di masa depan”Buatlah satu gambar mengenai murid yang Bapak/Ibu dambakan 5-10 tahun mendatang. Sertakan juga dalam gambar itu, lingkungan pembelajaran yang sesuai untuk murid sebagaimana Bapak/Ibu cita-citakan. Gambarkan situasi murid, peran guru, juga suasana sekolah sesuai dengan cita-cita Bapak/Ibu. 

    Imajinasi saya tentang murid masa depan 5 - 10 tahun mendatang adalah :

    Situasi murid yang saya mimpikan

    Saya memimpikan murid-murid yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Peduli dan suka menolong. Bermasyarakat berjiwa gotong royong.

    Saya memimpikan murid-murid saya berdaya juang tinggi menghadapi kehidupan dengan bersikap mandiri dan percaya diri. Dengan selalu berpikir kreatif dan melakukan inovasi.

    Saya memimpikan murid-murid yang cinta kebersihan dan lingkungan, menghargai segala perbedaan dan hidup rukun di masyarakat.

    Saya memimpikan murid-murid yang menguasai teknologi, yang cinta tanah air dan bangsa. Sesuai dengan kodrat zamannya dengan tetap berpijak pada akar budaya bangsa yaitu Pancasila.



    Refleksi 1


    “Imajiku tentang murid di masa depan”. Buatlah satu gambar mengenai murid yang Bapak/Ibu dambakan 5-10 tahun mendatang. Sertakan juga dalam gambar itu, lingkungan pembelajaran yang sesuai untuk murid sebagaimana Bapak/Ibu cita-citakan. Gambarkan situasi murid, peran guru, juga suasana sekolah sesuai dengan cita-cita Bapak/Ibu. 

    Imajinasi saya tentang murid masa depan 5 - 10 tahun mendatang adalah :

    Situasi murid yang saya mimpikan

    Saya memimpikan murid-murid yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Peduli dan suka menolong. Bermasyarakat berjiwa gotong royong.

    Saya  memimpikan murid-murid saya berdaya juang tinggi menghadapi kehidupan dengan  bersikap mandiri dan percaya diri. Dengan selalu berpikir kreatif dan  melakukan inovasi.

    Saya memimpikan murid-murid yang cinta kebersihan dan lingkungan, menghargai segala perbedaan dan hidup rukun di masyarakat.

    Saya memimpikan murid-murid yang menguasai teknologi, yang cinta tanah air dan bangsa. Sesuai dengan kodrat zamannya dengan tetap berpijak pada akar budaya bangsa yaitu Pancasila.

     

    Peran guru yang saya mimpikan :

    Saya memimpikan semua guru bisa menjadi teladan bagi murid, menjadi penyemangat bagi mereka saat memerlukan motivasi dan memberikan dorongan untuk murid terus maju dan berkembang.

    Saya memimpikan semua guru mengenali bakat serta minat murid. Dan memberikan pembiasaan untuk menjadi pribadi yang percaya diri dan mandiri. Memberi kesempatan untuk menggali potensi yang dimiliki. Dengan memberikan pembiasaan dan kegiatan ekstrakurikuler yang menumbuhkan bakat dan minat murid.

    Saya memimpikan semua guru memberikan tuntunan  dan pembiasaan untuk menjaga kebersihan dan menanamkan cinta lingkungan.

    Saya memimpikan guru memberikan tuntunan untuk anak agar menguasai penggunaan teknologi serta menanamkan sikap murid untuk menyaring berbagai perubahan yang disesuaikan dengan akar budaya bangsa Indonesia yaitu Pancasila.

     

    Suasana sekolah yang diimpikan :

    Saya memimpikan sebuah lingkungan sekolah yang religius, berakhlak mulia, berdaya juang tinggi. Bersemangat membawa perubahan dengan tetap berpijak pada akar budaya bangsa serta sekolah bersih, aman dan sehat dan berwawasan lingkungan.

    Refleksi 2 

    Silahkan lengkapi kalimat rumpang ini dengan sungguh-sungguh sepenuh hati dan pikiran, sehingga tersusun sebuah paragraf utuh yang dapat menggambarkan visi tentang murid dan sekolah yang Bapak/Ibu idam-idamkan. Sebuah sekolah yang berpihak pada murid, dan menuntun murid mengejawantahkan Profil Pelajar Pancasila.

    Saya memimpikan murid-murid yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berdaya juang, mandiri,kreatif inovatif, berwawasan lingkungan, bergotong-royong dan menguasai tekhnologinserta cinta tanah air.

    Saya percaya bahwa murid adalah  penerus bangsa dimana ditangannyalah kelak kemajuan dan keberhasilan bangsa Indonesia berikutnya. Dimana mereka mempunyai karakter, bakat dan minatnya masing-masing yang perlu dikembangkan dan dituntun dalam sebuah pendidikan. 

    Di sekolah, saya mengutamakan pembelajaran yang berpihak kepada murid, yang mengembangkan setiap bakat dan minat peserta didik. Mengangkat nilai religius murid yang disesuaikan dengan kodrat alam di sekitar  lingkungan murid. 

    Murid di sekolah saya sadar betul bahwa dirinya adalah harta berharga bagi orang tua, lingkungan dan bangsa dan negara. Harapan terbesar dari orang tua untuk membawa perubahan yang lebih baik. 

    Saya dan guru lain di sekolah saya yakin untuk mewujudkan murid yang sesuai dengan yang diharapkan mampu bertahan di lingkungannya maka perlu usaha sungguh-sungguh dan program-program pembiasaan yang konsisten dan terus menerus dalam mewujudkannya  

    Saya dan guru lain di sekolah saya paham bahwa Setiap murid mempunyai karakter,bakat dan minat yang berbeda-beda sesuai dengan kodrat alam dan zamannya. Untuk itu diperlukan kerja sama semua pihak yang terlibat. Agar semua murid potensinya berkembang zahir dan batinnya. 

    Refleksi 3

    Gunakan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk kemudian dirumuskan dalam sebuah VISI:

    • Apa makna pernyataan visi bagi Bapak/Ibu? Visi merupakan satu tujuan yang ingin kita capai 

    • Apa harapan, cita-cita Bapak/Ibu untuk murid, rekan pendidik, komunitas sekolah, kehidupan masyarakat di daerah Bapak/Ibu, dan bangsa-negara Indonesia? Saya berharap pendidikan di Indonesia mengalami kemajuan dan menghasilkan sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai perubahan zaman dan tetap bersikap dan memiliki karakter bangsa melalui profil pelajar Pancasila. 

    • Apa yang selama ini jadi keyakinan bersama dan menyatukan sekolah kita? Keyakinan bersama yang menyatukan semua pihak di sekolah adalah bagaimana semua yang dilakukan berpihak pada murid. Bagaimana mereka dapat mendapatkan kebahagian dan bermanfaat bagi alam semesta.

    • Apa yang diharapkan menjadi pembeda antara murid di sekolah Bapak/Ibu dengan murid di sekolah lain? Saya berharap mereka menjadi pribadi yang beriman ,bertaqwa, berakhlak mulia, berdaya juang tinggi dan kreatif. 

    • Apa kontribusi orang dewasa dan para pemangku kepentingan di sekolah kita dalam mewujudkan murid dengan Profil Pelajar Pancasila? Kontribusi orang dewasa, para pemangku kepentingan di sekolah adalah mendukung sepenuhnya berbagai kegiatan yang positif dan memberikan keteladanan. Selalu berkomunikasi untuk mencapai tujuan bersama. Memberikan motivasi, kritik dan saran serta tempat berbagi beban pikiran untuk mencari jalan keluar. Di saat ada hambatan-hambatan dalam mencapai sebuah tujuan. 

    Susunlah rumusan VISI Bapak/Ibu dalam kalimat-kalimat yang menggunakan kata bermakna kuat, spesifik, berorientasi masa depan, menekankan potensi yang ada sehingga khas menggambarkan murid dan sekolah dalam konteks yang sesuai dengan kenyataan Bapak/Ibu masing-masing. 

    Rumusan Visi  : Mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, mandiri, berdaya juang,  inovatif dan berwawasan lingkungan. 




    Minggu, 20 November 2022

    Mulai dari DIri 1.2 NIlai dan Peran Guru Penggerak

     


    Trapesium Usia





    1. NIlai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru dan komunitas sekolah saya adalah bahwa saya harus melakukan segala sesuatunya dari hati dan penuh percaya diri. Kemauan untuk terus belajar dan melawan rasa takut karena rasa percaya diri tidak harus dirasakan baik oleh murid, rekan guru maupun komunitas sekolah. Saya berharap kemauan saya memotivasi mereka untuk menjadikan lingkungan sekolah yang tampil prima dan percaya diri. Karena setiap anak punya bakat dan minatnya masing-masing yang harus terus saya gali dan asah. 

    2. Peran saya selama ini adalah menjadi contoh untuk pembelajar sepanjang hayat. Jangan takut untuk sebuah tantangan. Mana kita tahu kalau kita belum mencoba. Belajar dan terus belajar. Perkembangan pengetahuan dan tekhnologin mengharuskan kita bergerak dari satu pergerakan ke pergerakan yang lain. Harus berani mengambil kesempatan dalam hidup. 

    Sabtu, 19 November 2022

    Mulai dari Diri 1.1 Filosofi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara


     Ki Hadjar Dewantara atau Raden Mas Soewardi Soerjaningrat adalah Bapak pendidikan. Beliau adalah sosok pendiri Taman Siswa sebagai sekolah pertama di zaman kolonial pada tahun 1922. Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) tentang pendidikan sering kita dengar. Bahkan dijadikan logo di Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia yaitu Tut Wuri Handayani. Tiga pilar yang merupakan filosofi dari KI hajar Dewantara Yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani. Ing Ngarso Sung Tulodo artinya menjadi seorang pemimpin sebagai terdepan yang harus mampu memberikan teladan. Ing Madyo Mangun Karso, artinya seseorang di tengah kesibukan dalam aktivitasnya juga harus mampu membangkitkan atau menggugah semangat dan motivasi. Tut Wuri Handayani, dari belakang harus mendorong secara moral dan memberikan semangat. 

                  Pemikiran beliau ini sangat sesuai dengan pendidikan Indonesia saat ini, juga di lingkungan sekolah sebagai bagian dari pendidikan. Sebagai seorang pendidik kita harus menjadi teladan bagi murid kita. Kita akan menjadi role model bagi mereka. Apa yang kita pakai, kita lakukan dan katakan akan mereka lihat serta perhatikan. Akan sangat membekas di ingatan mereka dan menjadi salah satu pembentukan karakter mereka. Yaitu dengan cara memberikan teladan yang baik sehingga mereka mencontohnya. Di saat-saat tertentu pasti kita menemukan murid kita kehilangan semangatnya untuk belajar, maka kita selaku guru, harus bisa menjadi motivator bagi mereka. Tentu saja dengan memberi motivasi dan dorongan yang kuat agar mereka bisa mencapai apa yang mereka cita-citakan. Dengan menunjukkan teladan kita sebagai guru pun sampai saat ini tetap terus belajar. Sehingga murid kita pun menjadi pembelajar sepanjang hayat. Ada kalanya juga kita memberikan dorongan yang kuat untuk menggali bakat dan minat yang dimiliki setiap murid. Setiap murid mempunyai bakat dan minat yang berbeda sehingga perlu usaha kita selaku guru menemukan mendorong mereka agar menemukan bakat dan minat mereka dalam rangka Mencapai apa yang mereka cita-citakan. 

            Selaku guru pemikiran Ki Hadjar Dewantara ini hanya sebagian yang sudah dapat saya laksanakan. Saya menjadi pembelajar sepanjang hayat. Saat ini saya terus berusaha belajar karena pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Sehingga menuntut kita untuk terus belajar hal-hal baru. Semangat ini akan saya tularkan kepada murid saya. Sebagai seorang guru tentu saja saya banyak kekurangan, sampai saat ini saya belum bisa menjadi pemotivasi yang mampu membuat murid bersemangat. Belum bisa menjadi guru yang mendorong dan menggali bakat dan minat setiap murid.

                Lingkungan sekolah saat ini sangat memberi kebebasan kami guru untuk terus belajar dan meningkatkan kompetensi kami. Jalan terbuka lebar dan kesempatan begitu banyak. Semoga saya bisa menemukan apa yang saya harapkan. Bukan hanya sebagai teladan tapi bisa menjadi guru yang bisa mengenali bakat dan minat masing masing murid serta membawa mereka ke dalam lingkungan belajar yang menyenangkan dan berarti bagi mereka. menjadi penyemangat dan pendorong mereka untuk mencapai apa yang dicita-citakan.

                 Setelah mempelajari modul ini saya harapkan saya bisa menjadi sosok guru yang selalu bisa terdepan dalam memberi teladan. Mendampingi untuk memberi semangat dan di belakang mereka untuk memberikan dorongan untuk maju dan berkembang.

              Setelah mempelajari modul ini saya harapkan murid-murid saya menjadi bersemangat baik dalam pembelajaran maupun di lingkungannya. Saya berharap ada sebuah kegiatan yang dapat merubah pola pikir saya dalam memandang murid dan membuat saya menjadi guru yang penuh semangat. 

    Kamis, 17 November 2022

    Jurnal Dwi Mingguan 1.2


    Salam dan Bahagia

    Dalam refleksi ini saya menggunakan Model 2: Description, Examination and Articulation of Learning (DEAL) Model ini dikembangkan oleh Ash dan Clayton (2009). 

    Description : 

    Setekah mempelajarai modul 1.2 nilai dan peran guru penggerak. Disaat melakukan diskusi di ruang kolaborasi bersama 4 teman CGP. Saya menemukan nilai yang menonjol dari saya adalah nilai inovatif. Dikarenakan saya mempunyai inovasi dalam menulis sebuah buku solo dan beberapa antologi. Saya juga menemukan nilai dan peran yang harys saya kembangkan dalam diri saya, Dimana peran itu saya lihat sangat menonjol dalam diri CGP Pa Zakiya. Nilai yang dimiliki Pa Zakiya adalah berpihak kepada murid. Dimana beliau mampu memberikan pembelajaran yang menyenangkan dengan menyesuaikan kodrat alam anak. Nampak murid-murid Pa Zakiya sangat senang saat belajar langsung di kolam ikan. Saya merasa bahwa saya juga harus memiliki nilai tersebut agar murid senang dalam belajar. 

    Examination :

    Dalam meningkatkan nilai berpihak pada murid ini senada dengan tujuan atau rencana yang telah saya buat sebelumya yaitu ingin melaksanakan ice breaking dan permainan yang menyenangkan yang dapat membuat murid merasa senang  bermain sambil belajar karena kodrat murid anak sekolah dasar adalah bermain. 

    Articulation of Learning: 

    Hal yang telah  dipelajari adalah bahwa ada 5 nilai dalam guru penggerak yaitu : mandiri,  reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Ada 5 peran guru penggerak yaitu : Pemimpin pembelajaran, coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid dan menggerakkan komunitas praktisi. 

    Dalam mewujudkan semua nilai tersebut maka saya harus mulai menumbuhkan motivasi yang berasal dari diri sendiri untuk mau tergerak, sehingga saya akan mulai bergerak dan pergerakan saya akan menggerakkan orang lain. Rencana untuk perbaikan di masa mendatang adalah saya ingin terus melatih dan mengasah kemampuan saya dalam public speaking dikarenakan hal ini menurut saya yang sangat kurang dalam diri saya. Padahal kemampuan ini sangat berguna untuk setiap peran saya terutama untuk berpihak kepada murid dan mewujudkan kepemimpinan murid melalui teladan dari diri saya sendiri. Akan mudah bagi saya untuk berkolaborasi dan menggerakkan komunitas praktisi jika saya sudah mumpuni. Tidak muluk-muluk paling tidak saya menunjukkan keberanian dan percaya diri dalam berbicara di hadapan orang banyak. 

    Tapin, 18 Nopember 2022


        

    Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 1.1



    Salam dan Bahagia 

    Refleksi yang saya lakukan adalah dengan menggunakan Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future) 4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 

     1. Facts (Peristiwa)

    Setelah saya mendapat pengetahuan tentang filosofi Ki Hadjar Dewantara, dan melaksanakan pemikiran berupa aksi nyata di kelas. Saya sangat senang, karena cara pandang saya terhadap peserta didik berubah. Di mulai dari memberikan keteladanan datang tepat waktu. Pada awal pembelajaran  memberikan motivasi dan semangat. Terutama melakukan kesepakatan kelas ini adalah hal yang tidak pernah saya lakukan sebelumnya. Ternyata anak merasa senang dan antusias dengan memberikan hal-hal yang harus dan tidak boleh mereka lakukan saat pembelajaran. 

    Hal baik yang saya alami adalah peserta didik saya lebih bersemangat  dan mentaati kesepakatan kelas yang mereka buat sendiri.

    Hambatan atau kesulitannya adalah peserta didik saya masih kurang mampu untuk mengemukakan pendapatnya dan kemampuan memberikan pertanyaan. Banyak yang masih malu untuk berbicara. 

    Yang saya lakukan adalah mendekati mereka dan memberikan arahan bagaimana memberikan pendapat dan mengajukan pertanyaan. 

    2. Feelings (Perasaan)

    Perasaan saya saat pembelajaran berlangsung sangat senang, dan termotivasi mengajar sampai akhir.

    Banyak hal yang saya rasakan,ada rasa senang, puas dan membuat saya lebih penasaran untuk membuat pembelajaran berikutnya dengan lebih baik. Yang lebih menjadikan pembelajaran berpusat ke murid.

    Hal yang membuat saya senang dan puas adalah bahwa saya sudah mengubah cara pandang saya terhadap murid. Merubah pembelajaran dari yang semula berpusat ke guru. Saya yang mengatur dan memberikan tata tertib di kelas. Sekarang saya bisa mengarah pembelajaran yang lebih berpusat ke murid. 

    3. Findings (Pembelajaran)

    Menjadi guru merupakan suatu pengabdian  yang sangat berharga. Setiap perbaikan kita baik kepada diri kita maupun pembelajaran kita. Dampaknya luar biasa , kita akan menjadi guru yang lebih baik dan peserta didik pun juga merasakan perubahan yang kita lakukan walau sekecil apapun. 

    Saya baru mengetahui ternyata saya bisa lebih perhatian kepada peserta didik. Memandang mereka dengan kasih sayang. Memandang  mereka dari hal-hal positif yang bisa digali dari peserta didik bukan sekedar pengetahuannya. Jadi lebih bersemangat membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

    4. Future (Penerapan)

    Mungkin saya akan bisa memberikan yang lebih baik lagi jika saya ,melakukan ice breaking dan permainan sebagai kodrat anak.

    Tindakan yang akan saya lakukan nanti adalah saya akan lebih mengatur waktu pembelajaran lebih baik lagi dan membuat perencanaan pembelajaran yang lebih baik dan menemukan dan belajar beberapa ice breaking dan permainan yang menarik untuk peserta didik. 


    Tapin, 4 Nopember 2022

    1.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.2




    1.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.2 


    1. Peristiwa : 
    Momen yang paling penting atau menantang atau mencerahkan bagi saya dalam proses pembelajaran modul 1.1 hingga 12 adalah disaat mengetahui  bahwa tugas kita guru adalah menuntun anak untuk mendapatkan kebahagiaan yang setinggi-tingginya untuk dirinya dan masyarakatnya. Dalam proses menuntun itu kita harus melakukan pembiasaan-pembiasaan baik yang akan menumbuhkan sikap kepemimpinan murid, kemandirian, kolaborasi dengan sesama teman, reflektif dan inovasi dengan menghasilkan karya original.

    2. Perasaan : 
    Saat momen itu terjadi saya merasa bagaikan masuk kedalam hutan kemudian menemukan cahaya dan menemukan jalan keluar dari kegelapan. Tumbuhlah motivasi instrinsik dari dalam diri saya untuk berbuat yang terbaik untuk peserta didik.

    3. Pembelajaran : 
    Sebelum momen tersebut terjadi saya berpikir bahwa seorang guru merupakan penguasa kelas, murid bagi saya merupakan hak saya mau membentuknya seperti kehendak hati saya. Sekarang saya berpikir bahwa setiap peseta didik memiliki kodrat alamnya masing-masing, mempunyai karakteristik masing-masing. Sehingga saya selaku guru haruslah memahami keragaman tersebut dan membantu mengurangi dan menghilangkan hambatan-hambatan yang timbul dalam proses pembelajaran. Dengan memberikan pembelajaran yang bermakna. 

    4. Penerapan ke depan (Rencana) : 
    Pengembangan diri sederhana, konkret dan rutin yang dapat saya lakukan sendiri dari sekarang. Untuk membantu menguatkan nilai-nilai dan peran saya sebagai guru penggerak adalah 
    • Jangan sombong, mau menerima kebenaran dan kritik serta saran untuk sebuah perubahan. 
    • Selalu belajar untuk memberikan pembelajaran yang menyenangkan dengan menyadari kodrat anak adalah bermain.
    • Membangun relasi dan hubungan baik baik dengan murid itu sendiri, rekan sejawat, pimpinan ,orang tua serta lingkungan. 
    • Terbiasa berefleksi atas apa yang telah dilakukan. 
    • Terus berinovasi dan membagikan praktik baik. 
    • Melatih kemampuan berbicara di depan orang banyak. 

    Jumat, 04 November 2022

    Aksi Nyata Modul 1.1. Penerapan Pemikiran-Pemikiran Ki Hadjar Dewantara


    Oleh : 
    Rubiana Dewi, S.Pd.I ( CGP Angkatan 7)
    SDN Antasari 

    Latar Belakang 

    Ki Hadjar Dewantara melalui pemikiran beliau berhasil menjadikan pendidikan di negara Indonesia mempunyai khasnya tersendiri. Pemikiran beliau ini sangat sesuai dengan pendidikan Indonesia saat ini, juga di lingkungan sekolah sebagai bagian dari pendidikan. Dengan pemikiran 3 pilar beliau yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wurihandayani. Ing Ngarso Sung Tulodo. Selaku seorang pendidik kita harus menjadi teladan bagi murid kita. Kita akan menjadi role model bagi mereka. Apa yang kita pakai, kita lakukan dan katakan akan mereka lihat serta perhatikan. Akan sangat membekas di ingatan mereka dan menjadi salah satu pembentukan karakter mereka. Yaitu dengan cara memberikan teladan yang baik sehingga mereka mencontohnya. Di saat-saat tertentu pasti kita menemukan murid kita kehilangan semangatnya untuk belajar, maka kita selaku guru, harus bisa menjadi motivator bagi mereka. Tentu saja dengan memberi motivasi dan dorongan yang kuat agar mereka bisa mencapai apa yang mereka cita-citakan.

    Ki Hadjar Dewantara melalui pemikiran beliau, menuntun laku murid sesuai kodrat alam dan zamannya sangat sesuai dengan kurikulum merdeka sekarang dimana murid diberikan keterampilan abad 21 dan projek P5 yang mengangkat akar budaya bangsa.

    Kegiatan aksi nyata ini dilakukan untuk menerapkan pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara pada modul 1.1. Banyak pembelajaran di sekolah dan di kelas secara tidak langsung telah menerapkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Diantaranya adalah kegiatan pembiasaan-pembiasaan baik seperti program ekstrakurikuler. Dimana program-program tersebut sangat sesuai dengan sosial budaya yang ada. Diantara pembiasaan yang sudah dilaksanakan di sekolah adalah :

    1. Upacara bendera setiap hari senin




    2. Selasa dhuha

    Pendidikan adalah menuntun tumbuh kembangnya anak. Kita seperti petani yang merawat dan menjaga tanaman yang kita tanam yang benihnya merupakan titipan orang tuanya kepada kita. Membiasakan mereka dengan hal-hal baik sebagai bentuk perawatan dan memberikan pupuk agar mereka dapat tumbuh dengan baik.


    3. Jum'at Taqwa dan Makan bekal bersama

    Budi pekerti, watak, karakter adalah bersatunya antara gerak pikiran dan perasaan serta kehendak sehingga menumbuhkan semangat. Program jum,at taqwa melatih peserta didik untuk berani ,percaya diri. Melatih adab berkumpul dengan orang banyak. Sehingga gerak dan persaaannya dituntun untuk mecapai keseimbangan dalam kehisupan.



    4. Senam Sabtu Sehat

    Program Sabtu Sehat di SDN Antasari, adalah sebagai bentuk menjaga kesehatan warga sekolah dan    melatih mereka untuk hidup bersih. Dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan. 

    5. Pelaksanaan Peringatan Hari-Hari Besar Islam , yang terbaru yaitu Peringatan Maulid Rasul .

    Dalam menghadapi globalisasi diperlukan beberapa hal yang harus diterapkan untuk menerima sebuah perubahan. Agar kita tidak melupakan akar budaya bangsa dan terhanyut oleh arusnya globalisasi. Pembeljaran yang dilakukan haruslah berkelanjutan , terbuka dan berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia. Berdasar kepada asas trikon ; Kontinyu, Konvergen, dan Konsentris.


    6. Melakukan permainan asinan

    Kodrat anak adalah bermain. Dengan mengetahui bahwa kodrat anak sekolah dasar adalah bermain maka dalam kelas dan pembelajaran kelak akan saya usahakan melakukan hal-hal yang membuat mereka senang berupa permainan-permainan yang mengasah pengetahuan dan keterampilan mereka. Permainan yang disesuaikan dengan materi yang akan saya sampaikan, Bisa juga saya melakukannya pada saat mereka nampak mulai bosan maka saya akan melakukan ice breaking. Berupa permainan yang membangkitkan semangat mereka kembali.Pendidikan adalah proses penyemaian benih-benih kebudayaan. Menemu kenali dan menjaga nilai-nilai luhur yang sesuai dengan kearifan lokal, sosial dan budaya setempat adalah tugas seorang pendidik.

    6. Penggunaan chromebook sebagai media belajar dan ANBK

    Dalam proses menuntun murid, guru berperan sebagai pamong. Murid diberi kebebasan akan tetapi kita harus mengarahkan menuju jalan yang benar. Setiap perubahan yang dilakukan harus selalu berakar pada sosial dan budaya sebagai kodrat alam tempat murid tinggal. Sehingga bentuk pendidikan sebagai proses menuntun disesuaikan dengan kodrat alam sekitar. Dimana bangsa kita Bangsa Indonesia berakar budaya kepada pancasila. Sedangkan kodrat zamannya murid saat ini mereka berada di zaman generasi z, dimana kemajuan pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. dalam proses menuntun murid perlu diarahkan kepada kemampuan abad 21. Kemampuan komunikasi. kolaborasi, Memecahkan masalah dan kreatifitas.

    7. Memberikan penugasan yang dapat merangsang anak untuk kreatif dan bernalar kritis melalui penugasan membuat kartu Nabi dan Rasul dalam mata pelajaran PAI. Dengan memanfaatkan tusuk sate bekas maka akan melatih mereka untuk mencintai alam dimana ia berpijak. Dengan dikaitkan dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yaitu menggunakan benda-benda plastik atau tak terpakai menjadi benda yang berguna kembali. 3 R yaitu reduce, reasue dan recycle.


    Aksi Nyata

    Aksi Nyata dalam menerapkan pemikiran-Pemikiran Ki Hajar Dewantara, dapat dilihat pada video di bawah ini. Sebelumnya saya minta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan aksi nyata saya. 

    Dilanjutkan membuat perencanaan pembelajaran yang akan digunakan dalam aksi nyata. Kali ini saya mengambil pembelajaran PAI dan Budi Pekerti di kelas 6 materi sahabat-sahabat Nabi Muhammmad Saw.

    Dimana melalui pembelajaran yang berpusat pada murid, Pendidkan yang berpihak pada anak, sehingga anak merasa senang dalam belajar. Dengan berusaha menuntun mereka dan menebalkan laku mereka sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman berupa pembelajaran yang menyenangkan dan penggunaan chromebook sebagai media pembelajaran sebagai kodrat zaman yaitu keterampilan abad 21. Serta pembiasaan-pembiasaan bak yang dibangun sebagai penerapan pemikiran 3 Pilar. ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wurihandayani. Ing Ngarso Sung Tulodo



    Tapin, 5 Nopember 2022




    Jurnal Refleksi Dwimngguan Penutupan Pendidikan Guru Penggerak

      Kartu Ucapan selamat dari SDN Antasari Kamis, 03 Agustus 2023 Assalamu'alaikum wr.wb. Salam dan Bahagia Tergerak, bergerak menggerakka...