Arsip Blog

Selasa, 01 November 2022

1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1



1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

Nama CGP : Rubiana Dewi, S.Pd.I
Tempat Tugas : SDN Antasari 
Kabupaten Tapin-Kalimantan Selatan

Pemikiran awal tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum mempelajari pemikiran Ki Hadjar Dewantara adalah :


1. Pembelajaran saya belum berpusat kepada murid.

2. Saya belum sepenuhnya menjadi pemberi semangat dan pendorong bagi mereka dalam meningkatkan bakat dan minat masing-masing murid.

3. Keberhasilan sebuah pendidikan hanya saya lihat dari hasil nilai pengetahuan saja.

4. saya belum melakukan pembelajaran yang memerdekakan murid sesuai bakat, minat dan gaya belajar murid.
5. Bagi saya mereka adalah kertas kosong yang terserah saya mau diisi apa sesuai dengan keinginan saya.
6. Jarang melakukan permainan sebagai kodrat anak.

Adapun pemikiran-pemikiran saya setelah mempelajari pemikiran Ki Hadjar Dewantara dari materi modul 1.1 adalah : 


1. Tiga Pilar pendidikan : Ing Ngarso song tolodo, Ing Madya Mangun karso dan Tut wuri                Handayani 

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang 3 pilar ini merubah pandangan dan pemikiran saya tentang diri saya pribadi selaku pendidik. Sebagai seorang pendidik saya harus menjadi teladan bagi murid, apa yang saya lakukan, katakan dan perbuat adalah cermin bagi mereka. Selaku guru saya akan menjadi role model bagi mereka. Apa yang kita pakai, kita lakukan dan katakan akan mereka lihat serta perhatikan. Akan sangat membekas di ingatan mereka dan menjadi salah satu pembentukan karakter mereka. Maka saya harus berhati-hati dalam bersikap,berkata dan berbuat. Yaitu dengan cara memberikan teladan yang baik sehingga mereka mencontohnya. Di saat-saat pembelajaran berlangsung adakalanya menemukan murid kehilangan semangatnya untuk belajar, maka saya selaku guru, harus bisa menjadi motivator bagi mereka. Tentu saja dengan memberi motivasi dan dorongan yang kuat agar mereka bisa mencapai apa yang mereka cita-citakan.

2. Pendidikan adalah menuntun laku murid sesuai dengan kodrat alam dan zamannya.
  
            Dalam proses menuntun murid, sekarang saya berperan sebagai pamong. Bukan lagi seorang penguasa kelas. Murid akan saya beri kebebasan akan tetapi saya juga harus mengarahkan menuju jalan yang benar. Setiap perubahan yang dilakukan harus selalu berakar pada sosial dan budaya sebagai kodrat alam tempat murid tinggal. Sehingga bentuk pendidikan yang saya lakukan sebagai proses menuntun disesuaikan dengan kodrat alam sekitar. Dimana bangsa kita Bangsa Indonesia berakar budaya kepada pancasila. Sedangkan kodrat zamannya murid saat ini mereka berada di zaman generasi Z, dimana kemajuan pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Dalam proses menuntun murid saya perlu mengarahkan kepada kemampuan abad 21. Kemampuan komunikasi. kolaborasi, memecahkan masalah dan kreatifitas. Sesekali saya akan menggunakan chromebook untuk pembelajaran di kelas, Agar anak dapat mengenal zamannya dan dapat turun ke masyarakat kelak. Dengan tanpa meninggalkan akar budaya daerahnya.

3. Asas Trikon ; Kontinyu, Konvergen, dan Konsentris
            
            Dalam menghadapi globalisasi diperlukan beberapa hal yang harus diterapkan untuk menerima sebuah perubahan. Agar kita tidak melupakan akar budaya bangsa dan terhanyut oleh arusnya globalisasi. Pembelajaran yang saya lakukan haruslah berkelanjutan , terbuka dan berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia.

4. Pendidikan adalah proses pemenuhan cipta, rasa, karsa dan raga secara menyeluruh untuk mencapai kebijaksanaan.

        Kesempurnaan proses pendidikan disebut sebagai budi pekerti, dimana keselarasan dan keseimbangan hidup antara cipta ,rasa, karsa dan karya. Sebagai Seorang guru saya bertugas bertugas mendorong anak anak untuk mencipta dan menghasilkan karya original, memperhalus rasanya, memberikan semangat dan motivasi serta melatih raganya agar sehat.

5. Pendidikan adalah proses penyemaian benih-benih kebudayaan.

           Menemu kenali dan menjaga nilai-nilai luhur yang sesuai dengan kearifan lokal, sosial dan budaya setempat adalah tugas saya selaku seorang pendidik. Mengenalkan kembali budaya-budaya di Kalimantan Selatan melalui permainannya, budaya, tradisi, kuliner dan kerajinannya. Sehingga diharapkan kearifan lokal yang ada tetap terjaga seiring berkembangnya pengetahuan dan teknologi.

6. Kodrat anak adalah bermain
        
            Dengan mengetahui bahwa kodrat anak sekolah dasar adalah bermain maka dalam kelas dan pembelajaran kelak akan saya usahakan melakukan hal-hal yang membuat mereka senang berupa permainan-permainan yang mengasah pengetahuan dan keterampilan mereka. Permainan yang disesuaikan dengan materi yang akan saya sampaikan, Bisa juga saya melakukannya pada saat mereka nampak mulai bosan maka saya akan melakukan ice breaking. Berupa permainan yang membangkitkan semangat mereka kembali.

Proses pembelajaran dan suasana kelas dan sekolah yang diharapkan yang dapat menerapkan mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara :


1. Pelaksanaan hari-hari besar keagamaan bisa dilaksanakan sebagai bentuk pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam rangka kegiatan menuntun anak sesuai kodrat alam dan zamannya. Dimana dengan memperingati Maulid Rasul akan menanamkan rasa cinta terhadap sosial budaya yang berkembang di masyarakat. Mereka akan terbiasa bersosialisasi di lingkungannya. Mau bersikap bergotong royong dan kreatif. Karakter yang dapat dibangun seperti relegius sesuai dengan profil pelajar Pancasila yaitu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Sikap gotong royong, mandiri dan kreatif dalam menyiapkan lokasi kegiatan juga akan menjadi membudaya.

2. Pembiasaan-pembiasaan baik melalui program ekstrakurikuler "Jum'at Taqwa", "Selasa Dhuha" dan "Senam Sabtu Sehat" di SDN Antasari. Diharapkan dapat menuntun murid untuk melatih mereka untuk membiasakan adab makan bersama. Membiasakan berdoa di saat  memulai kegiatan. Melatih keberanian dan percaya di saat menampilkan hapalan atau shalawat. Membiasakan beribadah dan membiasakan hidup sehat dengan berolahraga dan membersihkan lingkungan sekolah. Hal ini diharapkan dapat mencerminkan pemikiran KI hadjar Dewantara bahwa dalam proses mendidik kita menuntun anak untuk berbudi pekerti luhur. Sehat Jasmani dan rohaninya. 

3. Pembiasaan shalat Zuhur berjamaah juga melatih peserta diidk untuk disiplin, melatih budaya antri,         dan kepercayaan diri di saat bergiliran menjadi petugas menjadi  imam, dan muadzin. 

4. Memberikan pembelajaran yang menyenangkan dan melatih anak untuk berfikir kritis. Ini adalah sebagai bentuk pemikiran Ki Hadjar Dewantara bahwa pendidikan yang berpihak kepada murid. Melalui metode-metode pembelajaran seperti problem based learning dan  two stay two stray. akan membuat anak merasa pembelajaran tidak membosankan karena guru tidak menjadi sentral pembelajaran akan tetapi kepada murid

5. Memberikan penugasan yang dapat merangsang anak untuk kreatif dan bernalar kritis melalui                 penugasan dalam mata pelajaran PAI. Dengan dikaitkan dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yaitu menggunakan benda-benda plastik atau tak terpakai menjadi benda yang berguna kembali. 3 R yaitu reduce, reasue dan recycle.

6. Melaksanakan pembiasaan berdoa sebelum belajar dengan dipimpin salah satu murid. Hal ini akan membangun jiwa kepemimpinan mereka. Serta membiasakan menyanyikan  lagu  Indonesia Raya sebagai bentuk cinta tanah air Indonesia. Selain juga pembiasaan upacara bendera. Pembiasaan shalat Zuhur berjamaah juga melatih peserta didik untuk disiplin, melatih budaya antri,         dan kepercayaan diri di saat bergiliran menjadi petugas menjadi  imam, dan muadzin. Semua pembiasaan tersebut adalah sebagai bentuk dari pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam rangka menuntun anak untuk mempertebal tulisan anak yang telah secara fitrah ada pada diri anak. Dengan melaksanakan pembiasaan diharapkan kita dapat menuntun mereka menuju kehidupan yang bahagia.
 
7.  Memenuhi kodrat anak untuk bermain 
Saya akan melaksanakan pemikiran Ki Hadjar Dewantara ini dengan melakukan permainan  bersama anak dengan permainan yang akan membantu meningkatkan pikiran mereka dengan mencipta, belajar melatih emosi dan rasa mereka akan dapat menjalankan permainan dengan baik dan berinteraksi dengan teman lainnya. Serta belajar untuk mengontrol kehendak mereka dalam sebuah permainan. Permainan akan mengajarkan mereka tentang sportivitas. Tentang arti kalah dan menang, tentang arti sebuah kerja sama dan sebuah taktik.

Tapin, 4 Nopember 2022



 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jurnal Refleksi Dwimngguan Penutupan Pendidikan Guru Penggerak

  Kartu Ucapan selamat dari SDN Antasari Kamis, 03 Agustus 2023 Assalamu'alaikum wr.wb. Salam dan Bahagia Tergerak, bergerak menggerakka...