Arsip Blog

Rabu, 08 Maret 2023

Eksplorasi Konsep 2.3 Coaching Supervisi Akademik

 


        Dari beberapa definisi yang telah disebutkan, untuk menyelami perbedaan peran coaching dengan metode-metode pengembangan diri tersebut,  jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

  1. Setelah membaca definisi-definisi mengenai mentoring, konseling, fasilitasi dan training, tuliskan yang Anda ketahui mengenai mentoring, coaching, konseling, training dan fasilitasi. Mentoring adalah kegiatan membantu orang lain dan memberikan jalan keluarnya. Coaching adalah membantu orang lain mengatasi masalahnya dengan menggali potensinya dan mencari jalan keluar dari dirinya juga. Konseling adalah membantu orang lain untuk mengutarakan isi hatinya dan permasalahan. training adalah membantu, meningkatkan kompetensi dengan cara mengajari caranya dan fasilitasi adalah memberikan bantuan agar orang lain bisa menuju kesuksesan. 
  2. Dalam berinteraksi di sekolah, ceritakan pengalaman Anda ketika berperan sebagai coach, mentor, konselor, fasilitator, dan trainer. pengalaman saya sebagai coach adalah saat ada teman kerja saya kebingungan dengan metode yang dia gunakan didalam kelas dari berbagai metoda yang dia pikirkan. Saya hanya membantu dia menggali pertanyaan yang menggiring dia memilih sendiri mana yang dia mau. Saya berperan sebagai mentor saat saya berbagi pemahaman dan implementasi tentang PMM di sekolah dan di komunitas KKG PAI saya. Saya menjadi konselor saat ada murid yang bertengkar. Untuk mendamaikan mereka saya menjadi konselor bagi mereka. Saya berperan sebagai Fasilitator, saat saya mengajar di kelas. Saya hanya memfasilitasi murid  untuk mencapai tujuan pembelajaran. Peran saya sebagai trainer saat saya melatih siswa menari rudat untuk penampilan saat ada kegiatan di sekolah.  

Pertanyaan Refleksi :

  1. Tuliskan pengalaman Bapak/Ibu saat berhasil menghadirkan fokus selama melakukan percakapan dengan seseorang
  2. Apa hal-hal yang biasanya dilakukan untuk menghadirkan fokus sebelum dan selama berkegiatan?
  3. Tuliskan pengalaman Bapak/Ibu saat hilang fokus di saat sedang melakukan  percakapan dengan seseorang
    1. Apa yang biasanya menyebabkan hilangnya fokus?
    2. Apa yang dilakukan untuk mengembalikan fokus?
1. Saya menghadirkan fokus selama berbicara dengan menatap mata orang yang saya dengarkan. Serta mendengarkan apa yang dikatakan. 
2. Cara menghadirkan fokus sebelum dan selama kegiatan adalah dengan berdoa agar dilancarkan, menghindari melakukan hal diluar pembicaraan yang bisa mengalihkan perhatian. Menjauhkan benda-benda yang bisa mengalihkan fokus seperti handphone. 
3. Saat hilang fokus 
a. Biasanya yang menyebabkan hilang fokus adalah ada hal diluar dugaan yang mengalihkan perhatian. Saya mengenal diri saya saya sangat mudah untuk teralihkan perhatian juga terkadang teralihkan topik pembicaraan.  
b. Cara saya mengembalikan fokus, dengan meminta lawan berbicara mengulang apa yang sebelumnya dibicarakan kalau belum bisa saya simak. Tentu saja dengan meminta maaf sebelumnya. Kembali menyimak apa yang disampaikan. 

Pertanyaan Refleksi dan Pengalaman Berada di 3 Situasi di atas:

Tuliskan pengalaman Anda pada saat berbicara dengan orang kemudian Anda merasa di-label/dinilai oleh orang tersebut.

        Disaat berbicara dengan orang lain akan tetapi dia menilai saya maka saya merasakan ada perasaan tidak nyaman. Walaupun penilaiannya baik, kadang juga membuat kita merasa terbebani dengan penilaian tersebut, Apalagi kalau  penilaiannya buruk. Maka makin menambah perasaan terluka. Yang saya lakukan setelah mendengarnya, biasanya saya menghindari pembicaraan tersebut. 
Saya pernah berbicara dengan rekan kerja saya, saat membicarakan tentang sebuah rencana kegiata , saya dinilai sayalah yang harus bergerak karena katanya saya guru penggerak. Dinilai seperti ini membuat saya terbebani dan tidak nyaman. yang saya lakukan adalah hanya diam atau kadang mengalihkan pembicaraan. 
  1. Tuliskan pengalaman Anda pada saat berbicara dengan orang kemudian Anda merasa/berpikir kalau orang tersebut salah mengartikan apa yang Anda sampaikan tanpa mengonfirmasinya terlebih dahulu
        Ketika saya berbicara sementara perkataan saya tersebut dipahami berbeda oleh lawan bicara saya karena tidak mengonfirmasi langsung kepada saya., Saya merasa tidak nyaman. Berarti dia tidak menyimak sungguh-sungguh apa yang saya katakan. Dan seandainya apa yang saya sampaikan tidak dimengerti seharusnya langsung dikonfirmasi kebenarannya. Sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Setelah mendengarnya tentu saja saya langsung mengonfirmasi bahwa hal tersebut salah. 
        Sebenarnya pada saat kita berbicara, saya ingin didengar, tapi kadang ketika bercerita, malah lawan bicara kita bercerita tentang pengalamannya sendiri.  Dimana kadang pengalamannya tersebut  berbeda dari sudut pandang saya. Meskipun ini bermanfaat, tapi ada perasaan tidak nyaman, Rasanya saya tidak lagi ingin melanjutkan pembicaraan. Mungkin masih saya dengarkan. Akan tetapi saya malah tidak menemukan solusi terhadap permasalahan yang sesungguhnya ingin saya cari. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jurnal Refleksi Dwimngguan Penutupan Pendidikan Guru Penggerak

  Kartu Ucapan selamat dari SDN Antasari Kamis, 03 Agustus 2023 Assalamu'alaikum wr.wb. Salam dan Bahagia Tergerak, bergerak menggerakka...